16 Oktober 2018 Diperingati Sebagai Hari Pangan Sedunia
16 Oktober 2018 Diperingati Sebagai Hari Pangan Sedunia

16 Oktober 2018 Diperingati Sebagai Hari Pangan Sedunia

  • Ditulis oleh administrator
  • pada Selasa, 16 Oktober 2018

Hari pangan dunia yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober merupakan sebuah momen agar masyarakat dunia dapat memikirkan sejenak dan ikut bertanggung jawab mengenai kondisi pangan dunia. Dibeberapa negara miskin, negara berkembang maupun negara yang terkena musibah dan konflik ketersediaan dan kecukupan pangan masih menjadi masalah utama. Masyarakat dunia harus sadar dan bersama-sama membantu mereka yang kelaparan.

Hari Pangan Sedunia didirikan oleh negara-negara anggota FAO pada konferensi umum ke-20 bulan November 1979. Delegasi Honggaria Menteri Pertanian dan Pangan, Dr. Pal Romany berperan penting pada konferensi tersebut dan mengusulkan ide perayaan Hari Pangan Sedunia. Hal ini telah diperhatikan setiap tahun di lebih dari 150 negara, meningkatkan kepedulian terhadap masalah kemiskinan dan kelaparan.

Sejak tahun 1981, Hari Pangan Sedunia mengadopsi berbagai tema untuk perayaan tiap tahunnya dengan tujuan menekankan pada bagian penting dari dunia pangan yang memerlukan perhatian khusus. Tahun ini Badan pangan Perserikatan Bangsa bangsa FAO menetapkan tema HPS yaitu Our actions are our future (Aksi kita masa depan kita) Data FAO menyebutkan orang lapar di dunia telah mencapai ambang batas yaitu 1 milyar orang, menurut Direktur Jenderal FAO Jacques Diouf ini merupakan "Prestasi tragis di zaman modern".

Nah dalam rangka hari pangan sedunia, sudah saatnya kita merefleksikan diri sejenak akan pentingnya ketersediaan dan mutu pangan, khususnya di tingkat keluarga. 

Aku bertanya kepadamu, sedangkan rakjat Indonesia akan mengalami tjelaka, bentjana, mala-petaka dalam waktu jang dekat kalau soal makanan rakjat tidak segera dipetjahkan, sedangkan soal persediaan makanan rakjat ini, bagi kita adalah soal hidup atau mati…… Tjamkan, sekali lagi tjamkan, kalau kita tidak “ampakkan” soal makanan rakjat ini setjara besar-besaran, setjara radikal dan revolusioner, kita akan mengalami tjelaka (Soekarno 1952, Presiden RI Pertama).