Puasa Syawal, Amalan Setelah Ramadan yang Hampir Terlewatkan
Puasa Syawal, Amalan Setelah Ramadan yang Hampir Terlewatkan

Puasa Syawal, Amalan Setelah Ramadan yang Hampir Terlewatkan

  • Ditulis oleh admin 2
  • pada Sabtu, 20 April 2024

Sukabumi, ummi.ac.id – Bulan suci Ramadan telah terlewati, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melanjutkan amalan berbuah pahala di bulan Syawal ini. Datangnya bulan Syawal telah disambut hangat oleh orang-orang yang telah mendapatkan kemenangan Ramadan, dimulai dengan memberi zakat fitrah, salat Idulfitri, mendengarkan khotbah, bersilaturahmi dan saling memaafkan.

Saat ini kita sedang berada di bulan Syawal, bulan di mana Allah memberikan limpahan pahala pada aktivitas tertentu. Hal ini harus kita manfaatkan dengan baik, jangan sampai Syawal berlalu tanpa ada amalan kebaikan yang kita lakukan. Dengan kita mengusahakan menjalani amalan setelah Ramadan yang mungkin hampir terlewatkan, semoga Allah memberikan keberkahan untuk dunia dan akhirat.

Keistimewaan Bulan Syawal

Bulan Syawal merupakan momen perayaan umat Islam atas kemenangan dalam menahan dahaga, lapar, serta hawa nafsu lainnya selama bulan Ramadan.

Syawal dalam bahasa Arab berasal dari kata syala yang berarti irtafa'a, naik atau meninggi. Bulan ini menjadi bentuk pembuktian bagi umat Islam apakah mereka mampu mempertahankan atau bahkan meningkatkan keimanannya sebagaimana seperti yang telah terlaksana di bulan Ramadan, di mana mereka telah di tempa dengan berpuasa kurang lebih 30 hari, melakukan amalan-amalan sunnah, tilawah Qur’an, qiyamu lail, dan lain-lain.

Melalui bimbingan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam telah menjadikan bulan Syawal sebagai pengiring bulan Ramadan yang tepat untuk menjaga konsistensi ketaatan. Beliau telah mensyariatkan aktivitas-aktivitas dan menjelaskan tentang keutamaan serta ganjaraan.

Puasa Syawal

Salah satu keutamaan di bulan Syawal adalah puasa enam hari, biasanya dimulai pada hari kedua bulan Syawal karena hari pertama yaitu saat hari raya Idulfitri diharamkan untuk puasa. Setelah sebulan penuh menjalani puasa bulan Ramadan, maka puasa enam hari pada bulan Syawal menjadi pelengkap bahkan penyempurna amalan kebaikan di bulan Ramadan.

Puasa enam hari pada bulan Syawal telah diibaratkan seperti berpuasa sepanjang tahun, seseorang yang melakukan satu kebaikan akan mendapatkan 10 kebaikan yang semisal. Puasa Ramadan adalah selama sebulan berarti akan semisal dengan puasa 10 bulan. Puasa Syawal adalah enam hari berarti akan semisal dengan 60 hari yang sama dengan dua bulan.

Dari Tsauban, dari Rasulullah Saw. (diriwayatkan bahwa) beliau bersabda, “Barang siapa berpuasa Ramadan, maka pahala satu bulan Ramadan itu (dilipatkan sama) dengan puasa sepuluh bulan, dan berpuasa enam hari sesudah Idulfitri [dilipatkan sepuluh menjadi enam puluh], maka semuanya (Ramadan dan enam hari bulan Syawal) adalah genap satu tahun.” (HR. Ahmad)

Imam Nawawi dalam Syarh Muslim, 8/56 mengatakan, “Para ulama madzhab Syafi’i mengatakan bahwa paling afdhol (utama) melakukan puasa syawal secara berturut-turut (sehari) setelah shalat ‘Idulfitri. Namun jika tidak berurutan atau diakhirkan hingga akhir Syawal maka seseorang tetap mendapatkan keutamaan puasa syawal setelah sebelumnya melakukan puasa Ramadhan.” 

Oleh karena itu, boleh saja seseorang berpuasa Syawal tiga hari setelah Idulfitri, baik secara berturut-turut ataupun tidak, karena dalam hal ini ada kelonggaran. Namun, apabila seseorang berpuasa Syawal hingga keluar waktu (bulan Syawal) karena bermalas-malasan maka dia tidak akan mendapatkan ganjaran puasa Syawal seperti yang telah Rasulullah saw. syariatkan.

Meskipun ganjaran bagi siapa saja yang melaksanakan puasa Syawal sangat besar, namun dianjurkan bagi seseorang yang masih memiliki qadha puasa Ramadan untuk menunaikannya terlebih dahulu. Sebab, perkawa yang wajib memang harus diutamakan daripada perkara sunnah. Tanggungan atau hutang puasa Ramadan harus dituntaskan terlebih dahulu agar bisa mendapat pahala ganjaran semisal setahun penuh.

Demikianlah keistimewaan bulan Syawal, sudah seharusnya umat Islam menjaga amalan-amalan kebaikan yang telah dilakukan di bulan Ramadan berlanjut hingga bulan-bulan selanjutnya, termasuk tidak melewatkan ganjaran besar yang ada di bulan Syawal kali ini.

 

Ika Sofia Rizqiani, S.Pd.I, M.S.I.

Dosen Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Sukabumi