Sukabumi, ummi.ac.id - Sebanyak 668 mahasiswa lulusan Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI)  program pascasarjana, sarjana, dan ahli madya di wisuda hari ini. Hanya 100 wisudawan yang mengikuti siding senat terbuka wisuda UMMI 2020 di lapangan terbuka taman wisata Selabintana Sukabumi, Jawa Barat. Prosesi wisuda disebut menerapkan protokol kesehatan ketat pencegahan virus corona (covid-19).

Sedangkan sisanya 568 wisudawan secara bertahap hanya mengikuti prosesi penyematan dan pengambilan Ijazah secara berjenjang dengan 6 sesi.

Wisudawan hadir di taman wisata Selabintana wajib memakai masker. Sebelum memasuki lapangan prosesi, calon wisudawan wajib mencuci tangan dan cek suhu badan.

Dalam wisuda ini, orang tua atau keluarga tidak diperkenankan masuk area wisuda. Bahkan, keluarga yang mengantar langsung meninggalkan area wisuda  setelah calon wisudawan sampai lokasi dan mereka bisa menjemput wisudawan setelah prosesi wisuda selesai.

Meskipun keluarga atau orang tua wisudawan tidak bisa masuk ruang wisuda, mereka bisa menyaksikan prosesi wisuda secara daring melalui chanel youtube Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Susunan acara pada prosesi wisuda pun disederhanakan, setelah wisudawan menerima ijazah satu per satu tidak kembali ke tempat duduknya, tetapi langsung meninggalkan ruang wisuda.

Rektor UMMI Dr. Sakti Alamsyah, M.Pd., mengatakan wisuda kali ini diselenggarakan secara tatap muka. Tetapi, penyelenggaraannya tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Kami minta ijin dan arahan Satgas Covid-19 kabupaten Sukabumi dalam menyelenggarakan wisuda ini," kata Sakti, Kamis, 1 Oktober 2020.

"Memang ada kendala, mahasiswa inginnya datang wisuda bersama orang tua, tetapi kalau dengan orang tua jumlahnya terlalu besar, kemudian sulit untuk menjaga tidak terjadi kerumunan maka disepakati ulang datang hanya wisudawan saja," ujarnya.

668 wisudawan dengan rincian 3 wisudawan program magister, 433 wisudawan program sarjana dan 75 wisudawan  ahli madya. UMMI juga meminta para wisudawan untuk tidak mengadakan kegiatan-kegiatan yang berpotensi berkerumun dan berisiko terhadap terjadinya pelanggaran protokol pencegahan Covid-19.